Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis resensi dari buku ini. Buku refleksi kehidupan kaum top executive kalo bisa saya memberi label kedua buku ini. Buku yang berjudul The secret of better life dan Best Life yang ditulis oleh Ir. Stefanus Indrayana, MBA dan Ir.Goenardjoadi Goenawan, MM.
Selintas mengeni kedua penulis, Stefanus Indrayana saat ini adalah Direktur Pemasaran PT Samsung Electronic Indonesia (SEIN) yang bertanggung jawab atas strategi pemasaran produk-produk Consumer Electronic dan Information Technology dan Corporate Markeitng Samsung di Indonesia. Pengalaman bekerja dibidang pemasaran diawali ditahun 1987 sebagai marketing manajer Consumer Goods pada Tempo Group, kemudian beralih di ke Toshiba kemudian di Philips dengan posisi General Manager.
Sedangkan Rekannya yang bersama menulis buku Ir.Goenarjoadi Goenawan, MM. adalah pelaku bisnis Franchisor rekaman Talent Box yang sudah tersebar dikota-kota besar di
Sewaktu perjalan mengantar beliau pulang ke bandara Hasanuddin, tercipta percakapan ringan yang saya merasa banyak mutiara kehidupan yang berguna bagi saya dari beliau. Sebagai seorang yang berkecimpung dibidang pemasaran, dan pengalaman memimpin korporasi menulis buku tentu butuh suatu energi tersendiri, disamping kesibukannya sehari-hari dikantor.
Stefanus dan sobatnya Goenardjoadi membuat buku yang berjudul The Secret of better life dan Best Life (Elex MediaKomputindo, 2007) sebenarnya memiliki tujuan adalah mengajak para kaum professional dan eksekutif yang sehari-hari sibuk bergelut dengan pekerjaannya dikantor untuk sejenak melakukan refleksi dengan pertanyaan-pertayaan Apakah hidup kita ini telah menemukan makna dan bahagia? Mengajak kita berpikir kembali, Apa misi kita hidup didunia? Untuk apa kita diciptakan dan dilahirkan di buim ini? Apa yang telah kita kerjakan selama ini bagi kemasyahlatan orang banyak. Apakah kita sudah berada dijalan yang benar?
Pertanyaan-pertanyaan sepele, bahwa kalau bisa saya bilang sudah sering kita dengar dan baca, tapi apakah kita betul-betul memahami?
Buku-buku refleksi ini lahir sebagai suatu hasrat untuk berbagi kisah. Pengalaman bekerja puluhan tahun diperusahaan multinasional khususnya perusahaan
Dalam buku The secret of better life diuraikan bagaimana seseorang untuk mengenal jiwa yang bahagia, itu dimulai dengan;1)pengenalan jiwa dengan memenuhi kebutuhan didengar, 2) mendapatkan jiwa dengan mengalahkan ego yaitu terbebas dari ambisi, 3) memberi makan jiwa dengan menolong/memberi atau berbuta kebaikan, 4) mengembangkan kebijaksanaan dengan mengerti kebenaran. 5) menguatkan identities sosok jiwa kita dengan mencari jati diri, 7) mencapai kesempurnaan jiwa dengan mencapai kemuliaan.
Kita kadang kurang sadar, bahwa selama ini hidup kita, rutinitas kita malah membuat kita tidak enjoy dalam hidup. Banyak hal yang kadang kita lupakan dalam hidup. Kita lupa mendengar kata hati kita, dan juga jarang mendengar kata hati pasangan hidup kita, orang-orang yang kita cintai, anak kita, sanak saudara kita, rekan kerja kita.
Penulis mengajak kita untuk bertanya dan menggali lagi makna hidup. Teori Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow menjadi landasan dari kedua buku ini. Kebutuhan Maslow paling dasar dimulai dari kebuthan fsiologi makan dan minum, selanjutnya kebutuhan akan rasa aman, rasa cinta dan dimiliki. Kemudian kebutuhan akan pengakuan dan kebutuhan terakhir adalah mencapai aktualisasi diri atau mencari jati diri. Begitulah kira-kira.
Kalau anda sering membaca buku-buku karya Emha Ainun Nadjib trus ada lagi buku refleksi Komaruddin Hidayat yang sifatnya mengarah nilai-nilai Islam, nah buku karya Stefanus Indrayan dan Goenarjoadi Gonawan boleh disebut buku refleksi dari kaum korporasi atau eksekutif dilevel korporat dengan nilai-nilai yang universal.
Saya jadi ingat buku The Corporate Mystic karya Gay Hendricks dan Kate Ludeman (2002) yang saya pernah tulis resensinya diblog saya juga. Dalam buku itu diceritakan bahwa penulis melakulan riset mewawancara kurang lebih 1000 orang eksekutif puncak pada perusahaan korporasi. Disimpulkan para pebisnis memiliki sifat sifat yang biasanya dimiliki oleh para mistikus. Mereka sangat menjaga etika dan menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual. Mereka melihat perusahaan sebagai perwujudan kolektif roh, mengandalkaan intiusinya dan tahu bagaimana cara menggunakan pada saat yang diperlukan. Mereka menghadirkan bukan hanya dompet melainkan juga hati dan jiwa mereka dalam bekerja yang disebut oleh penulis buku sebagai Mistikus Korporat.
Dalam buku-buku yang saya bicarakan tadi terdapat nilai-nilai seorang mistikus korporat. Dimana bekerja tidak hanya untuk hidup, tetapi bagaiman bekerja itu memiliki makna bagi orang lain dan orang-orang yang kita cinta. Buku-buku tersebut layak dibaca bagi para eksekutif perusahaan diwaktu senggang untuk menemukan value baru dan melakukan refleksi kehidupan.
Wassalam…
Andi M Nur Bau Massepe
Membership of Director IMA Chapter Sulsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar