Mendiskusikan
family business atau bisnis keluarga adalah suatu hal yang tidak ada habisnya
dan tetap saja menarik. Sebelum kita bahas lebih lanjut, kita bahas dulu perspektif
family business dalam konteks pembahasan berikut ini.
Suatu
perusahaan dikatakan bisnis keluarga bila sebuah perusahaan bisnis yang apabila
mayoritas suara atau pengendalian berada dibawah pengendalian keluarga
(pasangan, orang tua, anak atau masih kerabat sang pemilik),
Dalam
arti luas yang lebih luas, sebuah perusahan public (Tbk) bila pendiri memiliki
25% hak atas perusahaan melalui penanaman modal atau memiliki satu orang atau
lebih anggota keluarga dalam management board
dalam perusahaan tersebut juga dikategorikan sebagai perusahaan keluarga.
Ada
hal kursial mengapa isu family business (bisnis keluarga) menjadi perhatian
terutama bagi pemerintah karena fakta menunjukkan 95% bisnis di Indonesia merupakan
bisnis keluarga. Hasil laporan riset dari PwC (Pricewaterhouse Coopers) ditahun
2014 mengungkapkan bahwa bisnis keluarga berkontribusi 25% PDB kita dengan
total kekayaan Rp 134 trilyun. Selain itu PwC menyebutkan bahwa 40.000 orang
yang kategori kaya datang dari golongan bisnis keluarga atau 0,2% dari total
penduduk kita.
Tidak berlebihan kalau penulis mengatakan bahwa bisnis keluarga merupakan salah satu pilar kemajuan suatu perekonomian negara.
Ditingkatan
regional misalnya di daerah Sulawesi Selatan, walaupun tidak berdasarkan suatu
riset, penulis berpendapatan bisnis keluarga berperan terhadap pembukaan
lapangan pekerjaan, dan kontribusi terhadap pajak daerah, serta ikut membantu
pemerintah dalam memperluas basis ekonomi dan penyediaan jasa didaerah selama
ini.
Kita
mengenal perusahaan keluarga milik Haji Kalla, Aksa Mahmud (Bosowa Group), perusahaan
keluarga milik Alwi Hamu (Fajar Group), Galesong Group, CV Rahmat dan masih
banyak lagi bisnis keluarga yang berbasis di kota kita (Makassar-red). Keberadaan perusahaan tersebut
telah memberi konstribusi yang tidak sedikit bagi pengembangan ekonomi serta
sosial kemasyarakatan bagi daerah
kita.
Bagaimana
memberdayakan potensi yang di miliki oleh para pemilik bisnis keluarga di
daerah ini agar tetap menjadi pilar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan?
Berkelanjutan dalam hal ini keberlangsungan proses bisnis dan usaha mereka, yang
berdampak pada penyerapan lapangan tenaga kerja yang lebih banyak, sebagai
agen-agen masuknya investasi asing, dan juga sebaliknya menjadi agen investasi
dan ekspansi usaha ke pasar luar negeri.
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian lebih mendalam.
Isu-isu
atau permasalah umum yang sering kali juga mencuat dalam suatu bisnis keluarga
adalah masalah perekrutan karyawan, pengembangan bisnis dan produk usaha, suksesi
perusahaan kegenerasi selanjutnya, re-organisasi perusahaan, ketersediaan
keuangan, teknologi dan inovasi serta pengendalian arus kas dan biaya. Semua
aspek tersebut menjadi faktor internal yang dihadapi oleh pelaku bisnis
keluarga saat ini.
Kembali
mengutip laporan PwC 2014, bahwa untuk tantangan ekternal perusahaan keluarga harus
menghadapi faktor-faktor seperti semakin ketatnya persaingan, apalagi dengan
berlakunya MEA tentu perusahaan keluarga yang ada di daerah ini harus siap
dengan masuknya pemain-pemain dari negara ASEAN. Selain itu kondisi pasar
khususnya perekonomian secara global yang masih tidak pasti dan masih melemah,
nilai tukar kurs, infrastruktur yang masih minim sehingga menimbulkan biaya
tambahan, serta kebijakan pemerintah yang cenderung berubah-ubah merupakan
kondisi yang harus dihadapi oleh mereka.
Melihat
tantangan yang semakin komplek di masa depan mau tidak mau bisnis keluarga
harus berkonsilidasi dalam mengelola manajemen bisnis keluarga lebih modern dan
beradaptasi dengan pasar yang saat ini sangat dinamis dan penuh ketidak
pastian.
Kunci
dari keberlangsungan dari bisnis keluarga adalah keberhasilan mereka melakukan
suksesi kepemimpinan bisnis dari generasi kegenerasi selanjutnya. Perusahaan
keluarga dituntut untuk mencapai tujuan jangka perusahaan dengan pengelolaan
lebih professional, menjadi semakin inovatif dalam hal manajemen dan produksi
dan terpenting mereka mampu menarik tenaga kerja yang terampil dan berkualitas
kedalam perusahaannya.