“Kita semua adalah penulis. Dalam diri kita semua ada bakat untuk curhat, seperti berbagi perasaan dan pikiran, menceritakan atau menerangkan bagaimana sesuatu. Dorongan untuk menulis sama dengan dorongan untuk berbicara (curhat). Jadi menulis itu adalah sangat lahiriyah, dan semua pun bisa sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa” saya tidak berbakat.
Bobbie de poter penulis buku quantum learning.
Slogan dari perusahaan sepatu Nike (Just do it) bagi teman-teman yang ingin menjadi seorang penulis sangat cocok di pedomani. (Namun sayang pabrik sepatu Nike sudah hengkang dari Indonesia pada akhir tahun 2002 kemarin, alasannya Indonesia penuh resiko untuk berinvestasi saat ini). Alasannya, kita tidak akan pernah menghasilkan sebuah tulisan sampai seratus tahun sekalipun bila kita tidak memulai mencoba menuliskan apa yang ada di kepala kita diatas selebar kertas. Untuk itu yang terbaik segera lah menulis.
Masalahnya yang sering muncul bagaimana kah membuat sebuah tulisan yang baik dan benar. Bagaimana cara menulis terutama bagi yang masih pemula. Terkadang bingung apa yang mau di tulis pertama kali bila saat sudah mulai duduk di depan komputer. Itu semua dalah persoalan klasik yang pasti di hadapi oleh para penulis-penulisa handal.
Kesempatan kali ini, saya tidak akan mengutarakan panjang lembar tentang apa itu menulis, jenis-jenis tulisan, bagian-bagian sebuat penulisan itu semua sudah dipelajari pada kelas bahasa Indonesia sewaktu SMP dan SMU dahulu. Dan bila mau berusaha sedikit beli lah buku tentang penulisan yang ada ditoko-toko buku.
Buku-buku karya penulis produktif seperti Andreaf Harefa dan Hernowo mengenai penulisan merupakan buku yang baik dijadikan rujuan. Pada kesempatan kali ini saya akan coba berbagi bagaimana melahirkan sebuah proses kreatifitas dalam dunia tulis menulis dalam diri kita masing-masing, mulai dari “efek bola lampu” (pemunculan ide), kemudian menulisaknnya, pengkoreksian kemudian menuliskannya kembali menjadi sebuah tulisan yang terbaik dari hasil team work antara jari-jari dan otak serta hati dari teman-teman.
Menulis diawal-awal itu susah. Terkadang satu jam di depan komputer belum tentu ada yang kita tuliskan, malah sering kita merobek berpuluh kertas gara-gara setiap menulis diawal selalu merasa tidak puas, dan merasa salahserta tidak sesuai dengan maksud kita.
Untuk menulis,sebaiknya teman-teman;
1.Mencari waktu dan tempat yang enak sesuai selera hati dan otak untuk menulis. Karena menulis itu sebenarnya melibatkan aktifitas dua otak yakni otak kiri (logika) dan otak kanan (emosi). Aktifitas otak kiri seperti perencanaan, outline, tatabahasa, penelitian/analisa dan penyuntingan. Sedangkan otak kanan meliputi semangat, emosi, imajinasi, gairah, dan spontanitas.
2.Rileks, jangan sampai otak kanan lebih dominan, efeknya akan timbul perasaan takut salah, tidak puas, tegang hal ini menggangu kinerja otak kiri yang cenderung lebih logika, sistematis. Outline yang sudah sistimatis akhirnya kita ubah kemudian kita pun menjadi bingung kembali akibat kerja otak kananyang lebih dominan. Akhirnya bingung lagi, tegang, takut salah campur menjadi satu akhirnya stres. Jangan sampai teman-teman kena darah tinggi, marah-marah tanpa sebab alias BeTe. Lebih parah lagi kalau harus masuk rumah sakit.
3.Buat lah Outline bila teman-teman belum memilikinya. Tapi sebelum itu kita harus mencari dan mengumpulkan bahan, hasil reportase, dan data-data statistik terlebih dahulu. Outline bisa juga di buat sebelum pencarian bahan tergantung penguasaan kita terhadap suatu permasalahan.
4.Biar tidak bosan pergunakan musik (anjuran Bobbi de Porter adalah musik klasik/barok, atau instrumen, jangan lagu yang dimengerti bahasanya, soalnya kita terkadang ikut menulis teks lagunya, didepan komputer bisa juga ikut melamun and akhirnya tidak jadi menulis) biar otak kanan lebih terangsang dan tidak mengganggu kinerja otak kiri kita yang sudah penuh dengan opini-opini dan data-data yang sudah sistematis.
5.Terus lah menulis. Jangan takut salah. Menulis paragraf pertama memang kadang lama. Tapi tulis lah dulu apa yang ada di kepala. Jangan pikirkan apakah ini masih sesuai tema. Lebih baik menulislah per paragrap-per-paragrap. (lebih baik langsung di komputer). Jangan pedulikan apakah sesuai dengan tata bahasa atau EYD. Pokoknya menulis saja, rasakan bila ide itu sudah mengalir bagai ember bocor berarti proses kreatif teman-teman sudah berjalan. Jangan di sumbat.
6.Bila teman-teman buntu pada suatu pokok masalah atau sub tema tertentu. No problem. Segerahlah beralih ke sub tema /pokok masalah lainnya. Dan kembali lah ber-ember bocor tanpa mempedulikan sub tema yang tadi sedang terumbat.
7.Setelah selesai dan teman-teman rasa cukup. Dan bila kepala sudah mendidih. Maka berhenti lah. Istirahat dulu. Kalau perlu pergi lah jalan-jalan misalnya keangkringan, bergaul dengan teman-teman, mencuci pakaian. Terserah yang penting bisa rileks sejenak. Bila sudah merasa pulih kembali lanjutkanlah seperti nomor 2 diatas tadi.
8.Kalau pun belum rampung juga, tinggalkan saja. Besok dilanjutkan kembali.
9.Bila sudah selesai, dalam jangka waktu yang cukup lama misalnya dua hari. Coba baca kembali tulisan kita untuk proses pengeditan/pengkoreksian. Posisikan diri kita sebagai seorang redaktur atau editor.
10.Sebagi editor lihat kesalahan yang mana tidak sistematis, lihat yang mana melenceng dari tema, apa ada data yang kurang. Beri tanda kesalahan tersebut dan lanjutkan sampai akhir tulisan. Setelah itu adakan revisi atau perbaikan. Sebaiknya di-print biar enak dan bisa dibaca keman-mana.
11.Cara efektif lainnya adalah dengan menyuruh kawan kita untuk membaca tulisan tersebut, dengar apa yang menurut mereka masih kurang. Entah itu tata bahasanya, ide-ide kita yang sudah kuno, tidak dipahami, EYD, pakoknya yang membuat tulisan kita tidak layak jual.
12.Kemudian cek kembali dan lakukan penulisan ulang terhadap semua input yang teman-teman dapat kan tadi (bila input itu memang benar).
Demikian dua belas langkah sukses menulis dari saya. Semuanya itu hanya masukan. Dan menurut saya setiap orang punya gaya proses penulisan sendiri-sendiri. Cari cara-cara efektif buat teman-teman untuk menulis.
Selamat menjadi penulis.
Andi Nur BM
(pernah disampaikan pada pelatihan penulisan DIKLAT DASAR UKM Jurnalistik 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar